Beranda | Artikel
Silsilah Fiqih Pendidikan Anak #90: Anak dan Kesehatan Mata
Senin, 17 Oktober 2022

Mata adalah salah satu nikmat terbesar Allah kepada hamba-Nya. Dia berfirman,

أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ (8) وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ (9) وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ (10)

Artinya: “Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata, lidah dan sepasang bibir? Kami juga telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebaikan dan kejahatan)”. QS. Al-Balad (90): 8-10.

Nikmat tersebut harus kita syukuri. Dengan menggunakannya sesuai aturan agama dan mempertahankan kesehatannya. Anak dan orang-tua perlu mengetahui bagaimana cara menjaga mata dengan benar. Berikut beberapa hal penting seputar kesehatan mata anak:

Hindarkan cedera mata

Cairan kimiawi berbahaya, kosmetik semprot (spray), sabun, shampo, lisol, karbol, dan bahan kimiawi yang bersifat iritasi, harus dijauhkan dari kemungkinan mengenai mata. Termasuk membiasakan anak menjauh atau melindungi mata dari terpaan debu. Dalam debu terkandung bibit penyakit, selain benda berpasir yang bisa mencederai kornea mata.

Anak perlu menguasai upaya menanggulangi cedera mata dengan segera bila terjadi kecelakaan mata. Ajarkan anak membilas bola mata dengan air bersih (steril), paling tidak air masak. Tidak membiasakan memegang mata, atau menguceknya bila gatal. Bahaya air kolam renang, dan apa yang perlu dilakukan jika kemasukan benda asing ke dalam bola mata. Mata tidak boleh dikucek jika kemasukan benda asing agar kornea tidak lecet. Lecet kornea mengurangi ketajaman penglihatan, dan dapat menimbulkan infeksi.

Bahaya kekurangan vitamin A

Mata tak cukup hanya terbebas dari cedera belaka. Mata juga perlu menu bergizi, khususnya yang bervitamin A tinggi. Vitamin A banyak dalam makanan asal laut, minyak ikan, juga cikal vitamin A seperti wortel, labu kuning, ubi jalar kuning, jagung kuning dan semua jenis sayur mayur hijau, merah dan kuning. Termasuk dalam bebuahan berwarna merah atau kuning, antara lain pepaya, kesemek, semangka merah. Perlu mewaspadai munculnya rabun senja sebagai awal terjadinya kebutaan. Jika rabun senja dibiarkan tanpa koreksi dengan suplemen vitamin A, kebutaan akan menimpa anak.

Kelainan ketajaman penglihatan

Menurunnya ketajamam penglihatan (visus) dapat terjadi karena bawaan sejak lahir. Namun lebih banyak kasus menurunnya visus karena salah menggunakan mata. Kebiasaan membaca kelewat dekat, membaca dalam remang-remang, dan posisi membaca sembari berbaring, hingga cahaya terhalang buku, merupakan penyebab kenapa anak harus memakai kacamata selagi usia dini.

Gejala penurunan visus harus dikenali sejak awal. Awal kejadiannya jika di kelas anak sering tidak mampu melihat jelas dari jauh. Penurunan visus harus ditekan agar tidak berkembang lebih besar. Kacamata minus untuk koreksi penurunan penglihatan jauh, tidak boleh dibiarkan bertambah terus setiap tahun. Pemakaian kacamata minus yang semakin besar menyimpan efek buruk pada mata.

Jarak membaca biasakan sekurang-kurangnya sepenggaris jauhnya (30 cm). Semakin dekat jarak baca semakin membebani mata untuk menyesuaikan dengan jarak yang terlampau dekat. Cahaya terang menjadi syarat mutlak untuk menerangi bacaan (tulisan) dan sesuatu yang perlu dilihat dan diperhatikan.

Yang sama dalam hal menonton televisi. Jarak dengan televisi sekurang-kurangnya lima kali lipat lebar diagonal ukuran televisi. Semakin besar ukuran televisi, semakin jauh jarak menontonnya. Juga perlu diketahui bahwa saat menatap layar smartphone, gadget, komputer atau sejenisnya, kedipan mata otomatis berkurang. Karena kedipan tersebut berkurang, lapisan air mata jadi lebih mudah menguap dan rentan membuat mata kering. Layar smartphone sendiri berukuran kecil, sehingga mesti dilihat dalam jarak yang lebih dekat. Hal ini juga turut membuat mata jadi lebih lelah. Bahkan sebuah penelitian di Jerman menjelaskan bahwa efek negatif radiasi handphone dapat memicu terjadinya katarak lebih awal. Studi itu juga menjelaskan bahwa radiasi telpon genggam dapat mengakibatkan kanker mata.

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 21 Jumadal Akhir 1438 / 20 Maret 2017


Artikel asli: https://tunasilmu.com/silsilah-fiqih-pendidikan-anak-90-anak-dan-kesehatan-mata/